LEGENDA
TELAGA TUMATENDEN
“9
BIDADARI”
Sembilan mata air di Airmadidi Bawah
melambangkan sembilan bidadari yang datang mandi di Tumatenden. Konon mata air
sembilan bidadari ini diyakini dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Pemandian
sembilan bidadari ini airnya tak pernah surut meski kamarau panjang. Berdasarkan
cerita rakyat Kelurahan Airmadidi Bawah, konon lokasi ini merupakan lokasi
tempat mandi sembilan bidadari yang turun dari kayangan ke bumi. Di mana
sebelum bumi didiami beribu-ribu tahun lalu, setiap selesai berburu, Mamanua
selalu singgah di tempat pemandian itu.
Nah, pada suatu hari, salah seorang
pesuruh melapor pada Mamanua bahwa tempat pemandian itu kotor. Mamanua pun
marah mendengar kabar itu. Karena penasaran siapa yang berani melakukan hal
itu, Mamanua kemudian menelusurinya. Setelah menunggu di tempat tersembunyi
dekat tempat pemandian itu, Mamanua akhirnya mendengar bunyi angin ribut dari
arah timur. Bunyi angin itu semakin lama semakin mendekat. Saat itu juga tampak sekelompok burung balam
putih berjumlah sembilan ekor di tempat pemandian. Kesembilan ekor burung itu
kemudian berubah menjadi sembilan putri cantik bersayap putih. Selanjutnya
sembilan putri itu melepas sayap mereka dan mandi di kolam itu. Lantaran
penasaran dan rasa cinta pada putri-putri itu, Mamanua langsung menyembunyikan
salah satu sayap putih itu. Calaka, sayap putri bungsu hilang sehingga ia tidak
dapat terbang kembali kekayangan. Para putri lain pun tidak dapat berbuat
apa-apa untuk menolong adik mereka yang bernama Lumalundung. Mamanua kemudian
datang membujuk Lumalundung untuk tinggal bersamanya. Mamanua kemudian
memperistrikan Lumalundung dan memperoleh anak yang diberi nama Walansendow.
Waktu terus berjalan, suatu ketika saat Lumalundung sedang
menyusui Walansendow, Mamanua melihat banyak kutu di kepala istrinya. Tanpa
disuruh, Mamanua langsung mencari kutu, bahkan mencabut tiga helai rambut
Lumalundung. Sebenarnya hal ini tidak boleh terjadi karena merupakan pantangan
bagi Lumalundung. Bekas rambut yang tercabut itu langsung mengeluarkan darah
tanpa henti. Mamanua bingung langsung berlari keluar rumah. Nah di saa itu
Lumalundung menemukan sayapnya yang hilang. Lumaundung langsung memakainya dan
terbang ke angkasa. Kepergian Lumalundung merupakan suatu kesedihan yang
mendalam bagi Mamanua dan Walansendow.
Sumber:
http://www.google.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar